Meski kita tidak pernah bersua
Meski kita tidak pernah ta'arufan
Meski aku tidak pernah tahu bagaimana rupamu
Meski aku tidak pernah tahu seperti apa dan bagaimana keadaanmu
Meski aku tidak pernah merasai panasnya nafasmu
Meski aku tidak pernah merasai segarnya angin yang kau bisikkan
Namun cinta itu ku rasakan makin membugar
Cintaku pada mu yang telah lama ku bajai kian memekar
Semakin hari semakin menguntum segar
Rindu yang sering bertandang membarakan cinta
Membuatkan jiwa benar-benar gelisah
Tak tertahan rasanya menanggung kerinduan yang mengepung jiwa
Kerinduan yang sekian lama ku pendam kejap di lubuk atma
Rasa mahu saja terus ke jantungmu
Mahu segera ketemu denganmu
Ikhlas, cinta itu memang pelik
Walau ku tahu dikau bukanlah yang terbaik antara yang lain layak kupuja
Engkau bukan apa-apa kalau dibanding dengan yang lainnya
Tapi engkaulah yang ku dambakan sedari usia remajaku
Dendam rindu yang tersimpan lama tidak dapat ku sembunyikan lagi
Semakin lama, semakin menyesakkan jiwa
Belum masanya lagi Allah mengizinkan aku bersatu dalam udaramu
Ku pujuk hati dengan sabar dan doa
Ku mohon dipercepatkan pertemuan kita
Ku tunggu saat bersua denganmu
Ku harap agar diizinkanNya
Melihat dan merasai hidup bersamamu
Walau seketika cuma
Wahai Kota Seribu Menara
Wahai Bumi Cinta Asyik Maksyuk
Wahai Bumi Para Anbiya`
Wahai Bumi Air Mata Musa dan Fir’aun
Wahai Bumi Barakah
Wahai ARDHUL KINANAH!
~ Ainulyaqin ~
Jumaat, 15.04.2011
Taman Mutiara, Melaka
No comments:
Post a Comment